24 Februari 2021

Yagin, Jakarta – Analisa gas darah (AGD) atau arterial blood gas (ABG) test adalah tes darah yang diambil melalui pembuluh darah arteri untuk mengukur kadar oksigen, karbon dioksida, dan tingkat asam basa (pH) di dalam darah.

Analisa gas darah umumnya dilakukan untuk memeriksa fungsi organ paru yang menjadi tempat sel darah merah mengalirkan oksigen dan karbon dioksida dari dan ke seluruh tubuh.

Selain itu, tes ini dapat dilakukan untuk memeriksa kondisi organ jantung dan ginjal, serta gejala yang disebabkan oleh gangguan distribusi oksigen serta karbon dioksida, atau keseimbangan pH dalam darah, seperti mual, sesak napas, dan penurunan kesadaran. Tes ini juga dilakukan pada pasien yang sedang menggunakan alat bantu napas untuk memonitor efektivitasnya.

Analisa Gas Darah dan Hal-hal Penting yang Ada di Dalamnya - Alodokter

Indikasi dan Kontraindikasi Analisa Gas Darah

Analisa gas darah dilakukan untuk mengukur kadar asam basa (pH) untuk mengetahui bila darah terlalu asam (asidosis) atau basa (alkalosis), serta untuk mengetahui apakah tekanan oksigen dalam darah terlalu rendah (hipoksia), atau karbon dioksida terlalu tinggi (hiperkarbia). Kondisi tersebut dapat berkaitan dengan sistem metabolisme tubuh atau sistem pernapasan. Beberapa kondisi yang dapat menyebabkan perubahan tersebut, antara lain:

Baca Juga : Gagal Ginjal Akut, Gejala, Penyebab & Pengobatan

Peringatan Analisa Gas Darah

Ada beberapa kondisi yang dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan. Salah satunya adalah gangguan pembuluh darah, seperti penyakit arteri perifer atau terbentuknya saluran abnormal (fistula) pada pembuluh arteri, baik yang timbul karena penyakit atau sengaja dibuat untuk akses cuci darah (cimino). Pada keadaan tersebut, sebaiknya sampel darah arteri diambil dari tempat lain. Selain itu, bila ada gangguan setempat pada tempat pengambilan darah, seperti infeksi, luka bakar, atau bekas luka, juga diharapkan berhati-hati sebelum melakukan pengambilan sampel darah untuk pemeriksaan analisis gas darah

Penderita gangguan pembekuan darah, baik karena penyakit atau karena pemberian obat, seperti antikoagulan, berisiko menimbulkan hematoma setelah tindakan pengambilan darah. Terdapat juga kondisi-kondisi yang menyulitkan perawat atau dokter untuk mengambil sampel darah dari pembuluh arteri, misalnya bila pasien kurang kooperatif, memiliki denyut nadi yang lemah, atau tremor.

Sebelum Analisa Gas Darah

Tidak ada persiapan khusus yang perlu dilakukan pasien sebelum menjalani analisa gas darah. Dokter atau perawat akan melakukan Allen test atau pemeriksaan kelancaran aliran pembuluh darah dengan menekan pembuluh darah di pergelangan tangan selama beberapa detik.

Jika pasien sedang diberikan tambahan oksigen, dokter akan melepaskan selang oksigen kurang lebih 20 menit sebelum melakukan tes analisa gas darah. Namun, hal tersebut dapat dilakukan bila pasien tidak sepenuhnya bergantung pada oksigen tambahan tersebut.

Untuk kondisi tertentu, dokter akan memberikan bius lokal untuk mengebaskan rasa nyeri yang dapat terjadi saat jarum ditusukkan ke dalam pembuluh darah arteri.

Prosedur Analisa Gas Darah

Sebagai langkah awal analisa gas darah, dokter akan mensterilkan titik pengambilan sampel darah, seperti pergelangan tangan, lipat siku, atau lipat paha, dengan cairan antiseptik.

Setelah menemukan pembuluh darah arteri, yaitu pembuluh darah yang berdenyut, dokter akan memasukkan jarum suntik melalui kulit menuju pembuluh darah tersebut. Jumlah darah yang diambil biasanya 1 mL.

Setelah sampel darah sudah diambil, jarum suntik akan dilepas secara perlahan dan area suntik akan ditutup perban. Untuk mengurangi potensi pembengkakan, tekan area suntik selama beberapa menit setelah jarum suntik dilepas. Sampel darah akan segera dibawa ke laboratorium untuk melalui proses analisa.

Sesudah Analisa Gas Darah

Pasien akan merasa nyeri dan tidak nyaman pada saat pengambilan darah hingga beberapa menit setelahnya, karena pembuluh darah arteri cukup sensitif. Pasien disarankan tidak langsung meninggalkan ruangan untuk memantau hal yang mungkin terjadi, seperti pusing, mual, atau pingsan sesaat setelah darah diambil.

Biasanya, pasien dapat menerima hasil tes sekitar 15 menit setelah pengambilan darah. Jika diperlukan analisa lebih lanjut, hasil akan diberikan kepada dokter yang merujuk.

Hasil Analisa Gas Darah

Hasil analisa gas darah umumnya meliputi pengukuran terhadap beberapa hal, antara lain:

  • Asam basa (pH) darah, yaitu dengan mengukur jumlah ion hidrogen dalam darah. Jika pH darah di bawah normal dikatakan lebih asam, sementara jika pH di atas nilai normal maka darah dikatakan lebih basa.
  • Saturasi oksigen, yaitu pengukuran jumlah oksigen yang dibawa oleh hemoglobin di dalam sel darah merah.
  • Tekanan parsial oksigen, yaitu pengukuran tekanan oksigen yang larut di dalam darah. Pengukuran ini dapat menentukan seberapa baik oksigen dapat mengalir dari paru ke dalam darah.
  • Tekanan parsial karbon dioksida, yaitu pengukuran tekanan karbon dioksida yang larut di dalam darah. Pengukuran ini menentukan seberapa baik karbon dioksida dapat dikeluarkan dari tubuh.
  • Bikarbonat, yaitu zat kimia penyeimbang yang membantu mencegah pH darah menjadi terlalu asam atau terlalu basa.

Berdasarkan unsur pengukuran tersebut, ada dua jenis hasil analisa gas darah, yaitu normal dan abnormal (tidak normal).

  • Hasil normal. Hasil analisa gas darah dikatakan normal jika:
    • pH darah arteri: 7,38-7,42.
    • Tingkat penyerapan oksigen (SaO2): 94-100%.
    • Tekanan parsial oksigen (PaO2): 75-100 mmHg.
    • Tekanan parsial karbon dioksida (PaCO2): 38-42 mmHg.
    • Bikarbonat (HCO3): 22-28 mEq/L.
  • Hasil abnormal dapat menjadi indikator dari kondisi medis tertentu. Berikut ini beberapa kondisi medis yang mungkin terdeteksi melalui analisa gas darah.
pH darah Bikarbonat PaCO2 Kondisi Penyebab Umum
<7,4 Rendah Rendah Asidosis metabolik Gagal ginjal, syok, ketoasidosis diabetik.
>7,4 Tinggi Tinggi Alkalosis metabolik Muntah yang bersifat kronis, hipokalemia.
<7,4 Tinggi Tinggi Asidosis respiratorik Penyakit paru, termasuk pneumonia atau penyakit paru obstruktif kronis (COPD).
>7,4 Rendah Rendah Alkalosis respiratorik Saat nyeri atau cemas.

Angka kisaran normal dan tidak normal umumnya bervariasi tergantung pada laboratorium tempat pasien menjalani analisa gas darah. Hal ini dikarenakan beberapa laboratorium menggunakan pengukuran atau metode yang berbeda dalam menganalisa sampel darah. Konsultasikan hasil tes kepada dokter untuk mendapatkan penjelasan secara detail. Dokter akan menentukan apakah pasien membutuhkan pemeriksaan lanjutan atau terapi pengobatan tertentu.

Baca Juga : Mari Kenali Berbagai Alat Kesehatan & Fungsinya

Risiko Analisa Gas Darah

Prosedur analisa gas darah jarang menimbulkan efek samping. Efek samping yang umumnya dialami pasien adalah rasa nyeri atau iritasi di area suntik ketika proses pengambilan darah.

Efek samping lain yang mungkin dialami pasien setelah menjalani prosedur AGD, antara lain:

  • Perdarahan atau pembengkakan di area suntikan.
  • Penggumpalan darah di bawah kulit (hematoma).
  • Pusing.
  • Pingsan.
  • Infeksi pada area kulit yang disuntik.

Segera temui dokter jika mengalami efek samping tersebut atau kondisi abnormal lainnya.

Baca Juga : Ketahui Berbagai Macam Alat Tes Gula Darah

Sumber: alodokter.com

Edit by: Risma Andira