Yagin, Jakarta – Diet rendah protein diberikan kepada pasien dengan penyakit ginjal kronik. Dimana terjadi penurunan fungsi ginjal yang cukup berat disebabkan oleh berbagai penyakit ginjal. Mengetahui jumlah protein yang dikonsumsi ketika menderita penyakit ginjal sangat penting. Ginjal menyaring limbah yang dihasilkan oleh makanan yang Anda makan untuk membantu menjaga keseimbangan nutrisi dan mineral dalam darah dan tubuh.
gambar oleh: rsuwilliambooth.com
Kita semua membutuhkan protein dalam makanan kita setiap hari. Protein digunakan untuk membangun otot, menyembuhkan, melawan infeksi dan tetap sehat. Kebutuhan protein bervariasi, mulai dari usia, jenis kelamin dan kesehatan umum secara keseluruhan. Protein bisa didapatkan dari makanan yang berasal dari sumber hewani dan tumbuhan
Menurut kidney.org, sumber protein hewani memiliki semua asam amino esensial (bahan penyusun protein). Sumber protein hewani bisa didapatkan dari ikan, unggas dan produk susu rendah lemak. Sedangkan protein nabati rendah dalam satu atau lebih asam amino esensial. Sumber protein nabati termasuk kacang-kacangan, lentil, selai kacang dan biji-bijian.
Tujuan dari diet rendah protein antara lain adalah untuk menurunkan kadar ureum darah, mencegah atau mengurangi progresivitas gagal ginjal dengan memperlambat turunnya laju filtrasi glomerulus.
Dilansir dalam buku “Kamus Gizi: Pelengkap Kesehatan Keluarga” oleh Sandjaja, ada tiga jenis diet rendah protein yang diberikan menurut berat badan pasien yaitu:
1. Diet Rendah Protein I
Diet rendah protein I mengandung 30 gram protein per hari. Diberikan kepada pasien dengan berat badan 50 kg.
2. Diet Rendah Protein II
Diet rendah protein II mengandung 35 gram protein per hari. Diberikan kepada pasien dengan berat badan 60 kg.
3. Diet Rendah Protein III
Diet rendah protein III mengandung 40 gram protein per hari. Diberikan kepada pasien dengan berat badan 65 kg.
Sumber: detikhealth.com Edit by: Risma Andira