Penyakit ginjal kronik adalah kondisi ginjal yang mengalami kelainan struktur atau gangguan fungsi yang sudah terjadi lebih dari 3 bulan. Kondisi ini dapat terus memburuk dan bahkan jika sudah cukup parah tidak bisa pulih kembali
Gambar oleh: contoh99.github.io
Jika fungsi ginjal sudah sangat menurun atau bahkan tidak berfungsi, maka pasien perlu segera mendapatkan terapi pengganti ginjal. Terapi ini dilakukan agar tubuh tetap dapat berfungsi normal, meski daya kerja ginjal tak lagi optimal.
Pada virtual press conference Peringatan Hari Ginjal Sedunia 2021 beberapa waktu lalu, dr. Aida Lydia, Ph.D, Sp.PD-KGH, ketua umum Pernefri (Perhimpunan Nefrologi Indonesia) memaparkan beberapa cara yang bisa dilakukan untuk menangani ginjal kronik di Indonesia, antara lain:
1. Hemodialisis (HD)
Metode ini biasa dikenal sebagai proses “cuci darah” dan paling sering dilakukan di Indonesia. Proses ini melibatkan alat dialiser, yang berfungsi sebagai “ginjal buatan”. Dengan alat ini, darah dipompa keluar tubuh, disaring, lalu dikembalikan ke dalam tubuh.
Terapi ini perlu dilakukan sebanyak 2-3 kali seminggu, karena tubuh terus membuang sisa metabolisme berupa racun dan jika menumpuk dapat membahayakan kesehatan. Adapun beberapa kelebihan metode ini antara lain pola makan yang lebih fleksibel dan kesehatan pasien dapat dipantau dengan baik. Sedangkan kekurangannya adalah rentan penularan penyakit melalui darah, kadar hemoglobin yang menurun, serta dapat terjadi komplikasi.
Baca Juga: Tentang Hemodialisa