
Jakarta, Yagin.co.id – Setiap 10 November Kita memperingati perayaan Hari Pahlawan. Beragam kegiatan dilakukan untuk mengingat momentum terjadinya Hari Pahlawan. Berawal dari meletusnya pertempuran di Surabaya di Tahun 1945, pertempuran tersebut telah menewaskan setidaknya 6000 sampai 16000 pejuang.
Melalui Keppres No. 316 Tahun 1959 tanggal 16 Desember 1959, kejadian tersebut dijadikan sebagai hari peringatan nasional.
Pertempuran tersebut dikenal dengan sebutan Pertempuran Surabaya. Berawal dari diboncenginya tentara Inggris yang bergabung dalam pasukan sekutu AFNEI (Allied Forces Netherland East Indies), yang datang ke Indonesia dan mendarat di Jakarta dan Surabaya.
Tujuan dari kedatangan tentara tersebut adalah untuk melucuti senjata tentara Jepang, membebaskan tawanan perang yang ditahan Jepang, dan memulangkan tentara Jepang ke negerinya.
Ternyata tidak hanya itu tujuan dari kedatangan Tentara Inggris, Ia juga datang bersama NICA (Netherlands Indies Civil Administration), untuk mengembalikan Indonesia kepada administrasi pemerintah Belanda.
Saat itu, Indonesia telah menyatakan proklamasi kemerdekaan.
Puncak tragedi peperangan Surabaya semakin memanas, ketika dikibarkannya bendera Belanda diatas Hotel Yamato atau sekarang lebih dikenal dengan sebutan Hotel Majapahit.
Menyikapi hal tersebut, seketika itu langsung diadakan perundingan dengan Mr. Ploegman dari pihak Belanda di Hotel Yamato.
Perundingan tersebut menghasilkan keputusan yang mengecewakan bagi arek-arek Suroboyo. Belanda menolak menurunkan benderanya.
Dengan adanya penolakan tersebut, muncullah baku tembak di ruang perundingan, dan menewaskan Mr. Ploegman beserta seorang Indonesia, bernama Sidik. Bersamaan dengan itu, terjadi insiden perobekan bendera Belanda yang berada di atas tiang Hotel yamato.
Pertempuran tak berhenti sampai disitu, mulai 27 Oktober 1945 terjadi pertempuran-pertempuran lanjutan yang menewaskan seorang pimpinan tentara Inggris, Brigadir Jenderal Mallaby tewas dalam baku tembak.
Hal tersebut menjadi pemicu meledaknya kembali pertempuran Surabaya. Dengan adanya penembakan itu, Robert Mansergh selaku Mayor Jenderal tentara Inggris mengeluarkan ultimatim untuk merampas seluruh senjata yang dimiliki oleh masyarakat Indonesia,
Mansergh memerintahkan agar semua pimpinan dan orang Indonesia yang bersenjata melapor dan meletakkan senjata di tempat yang telah ditentukan, dengan batas hingga pukul 6.00 pagi tanggal 10 November 1945.
Dengan adanya ultimatum tersebut, arek-arek Suroboyo ternyata tidak serta merta menuruti keinginan Mansergh. Arek-arek Suroboyo malah terpantik untuk mengusir penjajah dari Indonesia.
Hal tersebut menjadi alasan terjadinya pertempuran antara tentara Indonesia dengan pasukan sekutu pada tanggal 10 November.
Sumber: Jurnalpresisi.pikiran-rakyat.com
Editor by: Sarmin